PLN Nusantara Power dan TBS Energi Utama, akan membangun sebuah pembangkit listrik tenaga surya terapung berkapasitas 46 megawatt di Batam, Kepulauan Riau. Pembangkit ini akan mengapung di Waduk Tembesi, Kecamatan Sagulung, dan akan menempati lahan seluas 864 hektare.
Hartanto Wibowo, kepala divisi perencanaan strategis PT PLN, berharap proyek PLTS Terapung Tembesi menarik investor asing. Proyek energi hijau ini adalah langkah strategis untuk mendorong ekonomi lokal yang berkelanjutan. Proyek ini juga bertujuan memperkuat infrastruktur energi bersih di kawasan Tembesi dan sekitarnya.
PLTS Terapung Tembesi, Sebuah Langkah Maju Menuju Energi Bersih
Proyek PLTS Terapung Tembesi adalah inisiatif strategis PLN NP untuk mencapai emisi nol bersih pada 2060. Kolaborasi antara PLN NP (51%) dan TBS Energi (49%) telah menghasilkan proyek ini, dengan PLN NP memegang kendali utama.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dalam Tentang Perumahan Cluster Green Oasis Residence
Akhir tahun 2024 ditargetkan pembangunan PLTS terapung tahap pertama dapat selesai. Menandai langkah awal penting dalam mewujudkan visi energi hijau. Upaya percepatan terus dilakukan agar proyek ini dapat rampung sepenuhnya pada akhir tahun 2025.
Dimana Lokasi Proyek PLTS Terapung Batam?
Pemabangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung di Batam dibangun di Tembesi, jalan trans barelang. Lokasinya ini berseberangan dengan lokasi Perumahan Green Oasis Residence, Tembesi.
Dengan dipilihnya lokasi waduk tembesi untuk proyek ini, menjadikan lokasi tembesi dan sekitarnya sangatlah strategis kedepannya. Dimana, akan terbuka lapangan pekerjaan baru untuk sekitaran tembesi kedepannya.
Jadi untuk Kamu nih, yang masih mencari tempat tinggal wilayah tembesi dan sekitarnya. Bisa jadi pilihan perumahan cluster Green Oasis Residence untuk jadi tempat tinggal.
Apa Manfaat Proyek PLTS Terapung bagi Batam?
Proyek PLTS terapung ini secara signifikan meningkatkan pasokan energi bersih yang berkelanjutan. Dengan memanfaatkan energi surya, proyek ini mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang terbatas dan berdampak buruk bagi lingkungan. Proyek ini juga memperkuat ketahanan energi Batam dengan mendiversifikasi sumber energi, sehingga Batam lebih siap menghadapi gangguan pasokan serta fluktuasi harga yang tidak terduga.
Proyek PLTS terapung ini juga berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan. Dengan menggantikan pembangkit listrik berbasis fosil, proyek ini mengurangi polusi udara dan menekan dampak perubahan iklim. Ini sangat penting, terutama karena Batam adalah kota industri yang menghadapi masalah polusi udara serta efek dari perubahan iklim.
Proyek ini juga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal. Proyek PLTS terapung ini menciptakan peluang kerja baru dalam sektor konstruksi dan pemeliharaan. Selain itu, proyek ini mendorong pertumbuhan sektor energi terbarukan di Batam, menarik investasi, dan memperluas pasar produk serta layanan terkait.